Bukit Ketiga Belas - Cerpen

Dwinkha Agita Puteri Thursday, June 14, 2012
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ




Judul Cerpen : Bukit Ketiga Belas
Karya : Reza Andika






Nama ku Hanum, aku punya teman nama nya Ajo
Ajo tidak punya sepatu, kepala nya di cukur gundul supaya tidak ada kutu nya.
hidung nya ingusan, pakaian nya Usang, setiap pagi , ia selalu berkelahi dengan saudara saudara nya,
berebut seragam sekolah.
bila menang, ia kesekolah memakai baju seragam.
bila kalah, ia bertelanjang dada.
Ajo bilang , aku sahabat nya.
 ''mengapa kau menganggapku demikian?''tanyaku heran.
Ajo bilang, karena aku baik hati. aku sering memberi bekal makan siang ku kepada nya sebenar nya, aku tidak sebaik itu.
setiap hari ibu membuatkan ku bekal makan siang yang berbeda.
kalau aku tak suka bekal ku, ku berikan saja pada ajo.
Namun, kalau aku suka, ajo tidak ku bagi.
aku jadi merasa tidak enak karena ajo menganggapku sahabat yang baik.
aku menatap ballpoint logam kesayangan ku, hadiah dari ayah.
aku selalu menulis cerpen, pelajaran, dan catatan harian ku dengan ballpoint tersebut.
kuberikan ballpoint itu kepada ajo sebagai tanda persahabatan. ''tetapi ini ballpoint kesayangan mu!''kata ajo.

''aku tidak bisa menerima nya''
''kalau tidak mau, berarti kau bukan sahabat ku,'' kataku.
maka ajo pun bersedia menerimanya.
ada 14 bukit di desa ku. ajo telah mendaki 12 bukit diantaranya.
kini ajo hendak mendaki bukit yang ketiga belas.
biasa nya ia mendaki seorang diri.
namun, kali ini ia ingin mengajak aku, sahabat nya.

''aku tidak mau bolos sekolah,''tolak ku.
''kita akan mendaki pada hari minggu.''
''tiga belas itu angka sial''
''kau anak pintar,''kata ajo, '' kenapa masih percaya tahayul ?''
aku menatap ajo '' bagaimana aku akan mendaki bukit dalam keadaaan seperti ini ?''tanya ku sedih.
aku sakit dan tidak mampu lagi berjalan.
aku harus memakai kursi roda.
''aku akan menggendong mu, ''kata ajo.
'' sampai kepuncak !''
''ayah dan ibuku tidak akan mengizinkan, ''kataku.
akan tetapi, sungguh di luar dugaan, kedua orang tuaku memperbolehkan aku mendaki bersama ajo.
maka berangkatlah kami pada hari minggu subuh. ajo bilang, pemandangan pagi hari lebih indah dari pada siang hari .
ini pendakian pertama ku. dan mungkin satu satu nya pendakian yang akan ku lakukan seumur hidup ku.
''bukit apa yang kita daki ini?''
''gunung berjo''jawab ajo.
''berjo bukan gunung, ''sanggah ku.
''berjo itu bukit.'' aku membaca banyak buku tentang gunung. dengan penuh semangat, kubagi pengetahuan ku. kepada ajo, sahabat ku.
ku terangkan tentang gunung gunung terkenal di dunia.
kuceritakan tentang danau toba yang merupakan kawah gunung berapi purba.
ku kisahkan tentang letusan gunung krakatau yang abu nya membuat langit mendung setahun lebih.
sambil menyimak penjelasan ku, ajo terus mendaki.
aku di gendong nya di punggung.
ia sangat kuat. tidak sekali pun ia tampak kesusahan.
akhir nya , kami tiba di puncak bukit.
ajo menurunkan ku. kami duduk di sebuah batu besar.
ajo benar . pemandangan disini begitu indah !
matahari baru saja terbit.
warna nya merah teduh. cahaya nya kuning lembut.
rumah rumah dan pohon pohon tampak berpendar keemasan.
udara terasa dingin.
namun, segar dan bersih.
hati ku sangat bahagia. aku sangat berterima kasih kepada tuhan.
''kau menangis!''seru ajo panik. ''kau sakit?''
''tidak, tidak ,''jawab ku menenangkan ajo. ''aku bahagia.''
kutatap sahabat ku itu, '' terima kasih, ajo.''
            
   ***


 sebulan berlalu sejak hari itu.
 kini aku dirawat di rumah sakit. ini adalah keempat kali nya aku di rawat disana.
tiba tiba terdengar ketukan di jendela kaca.
ternyata ajo.
ia memanjat jendela ku yang berada di lantai dua.
ibu membuka jendela agar ajo bisa masuk.
''kenapa tidak lewat pintu?'' tanya ibu..
''tidak boleh sama satpam, bude,''jawab ajo.
''ya, jelas tidak boleh , ''kata ku, '' ini, kan , bukan jam menjenguk pasien.''
ibu menyuruh ajo duduk di kursi di dekat ku.
''kamu sedang meulis apa?'' tanya ajo.
''cerita . saat kita naik bukit dulu.''
 ''sudah selesai?''
 ''hampir,''jawab ku. '' kau yang menyelesaikan nya ya?''
''kenapa aku?''
''ini adalah cerita kita,''terang ku.  ''jadi, ini ceritamu juga. kau harus ikut bercerita.''

***
nama ku ajo, aku punya seorang sahabat. nama nya hanum.
dia baik sekali padaku. hanum sakit parah . sangat parah.
tubuh nya jadi lemah,
lalu dia meninggal.
aku sedih sekali. aku kehilangan seorang sahabat.
aku menangis saat pemakaman nya.
aku menangis malam hari nya.
aku menangis pagi hari nya.


Lalu ayah dan ibu hanum datng kerumah ku.
saat itu 6 bulan sesudah hanum meninggal, jadi, aku tidak lagi menangis.
tetapi aku masih sedih.
Ayah dan Ibu hanum berbincang bincang dengan aku dan orang tua ku.
ayah dan ibu hanum tidak punya anak lagi.
mereka ingin aku jadi anak angkat mereka.
aku bilang mau.
ayah dan ibuku bilang boleh.
sekarang aku tinggal di rumah hanum.
ayah dan ibu hanum, sangat sayang kepada ku.
aku sangat bahagia.
ini lah akhir dari cerita ku dan cerita hanum.
aku sangat bahagia. aku berdoa, semoga hanum pun berbahagia di alam sana ... █
Advertistment
Dwinkha Puisi, Puisi Remaja, Puisi Cinta, Dwinkha Blogs, puisi galau, puisi cinta

3 comments: